Jangan memandang enteng hal-hal sepele. Bisa jadi dimata
Allah hal-hal itu begitu besar nilainya. Bagi kebanyak orang, pentil ban mobil
mungkin dianggap tidak penting jika dibandingkan mesin dan bahan bakar. Harganya
pun lebih murah. Tetapi jika pentil itu rusak, maka ban mobil akan kempes. Otomatis
mobil itu tidak bisa berjalan, meskipun mesinnya sangat canggih dan bahan
bakarnya penuh.
Memberi
segelas air kepada orang kehausan juga barangkali dianggap tidak [enting. Apalagi
bagi mereka yang memiliki air melimpah di rumahnya. Tetapi bagi orang yang
kehausan, air minum termasuk perkara hidup atau mati.
Hal-hal
kecil kerap membuat orang-orang saleh dahulu gelisah. Ketika kematian menjemput
Ibnul Munkadir, ia menangis. Ketika ditanyakan, mengapa menangis? Ia menjawab, “Demi
Allah, saya tidak menangis karena dosa saya telah saya lakukan. Tetapi saya
takut telah melakukan sesuatu yang tampak sepele, padahal ia merupakan perkara
besar disisi Allah.”
Bukankah
Al-Qur’an sering membuat permisalan dengan hal-hal kecil? Seperti firman Allah
yang artinya “Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk
atau yang lebih rendah dari itu.”(QS. Al-Baqarah:26)
Pada contoh
lain, bila kita makan dianjurkan untuk bersih. Maksudnya, menghabiskan
butir-butir nasi yang ada di piring. Meskipun hanya sisa. Rasulullah bersabda, “Siapa
yang mengetahui bahwa berkahnya justru ada pada bulir-bulir akhir dari nasi
kita.”(HR. Muslim dari riwayat Jabir, Anas, Abu Hurairah). Karena itu,
janganlah menganggap sepele hal-hal yang kelihatan kecil dimata manusia. Dimata
Allah, hal itu bisa besar dan sangat mulia.
0 comments:
Post a Comment